FKIP - Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) punya cara unik mengajari siswa sekolah dasar belajar Matematika. Mereka mengajari para siswa SD belajar lewat permainan monopoli matematika atau politika. Mahasiswa yang berjumlah empat orang ini mendatangi salah satu rumah siswa SD di Desa Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu, Kamis (23/7). Empat mahasiswa ini berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika semester enam.
Tiga siswa SD yang ada di rumah itu pun diajak bermain politika. Mainan monopoli ini sudah dimodifikasi dengan hukuman maupun soal-soal matematika. Keempat mahasiswa ini yakni Vany Diah Puspita, Miqdam Maulana, Shinta Herawati, dan Arung Nugroso Sumarno Putra.
"Ini mungkin terobosan baru, jadi bisa langsung datang ke setiap rumah siswa SD. Apalagi mereka ini kan sedang belajar di rumah. Mereka juga merespons baik, karena ini juga lebih menyenangkan bagi anak-anak karena belajar sambil belajar," terang Miqdam Maulana saat ditemui di Desa Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu, Kamis (23/7/2020).
Miqdam mengatakan belajar matematika lewat permainan monopoli ini merupakan salah satu tugas kampusnya. Dengan harapan matematika yang kerap jadi momok bagi banyak orang itu menjadi lebih mudah dipelajari.
"Ini merupakan salah satu tugas mata kuliah workshop pendidikan matematika. Tugas itu dari dosen untuk membentuk sebuah media. Bagaimana media ini bisa memudahkan siswa agar giat belajar matematika," tutur Miqdam.
"Ini inovasi salah satu tambahan di mana siswa belajar matematika sulit itu bisa berubah ini lha matematika menyenangkan," ujar dia.
Di lokasi yang sama, Vany Diah Puspita menambahkan beda politika dengan monopoli biasa terletak pada kartu soal. Kalau monopoli matematika kartu soal berisi tentang soal matematika. Selain itu juga kartu sanksi seperti menyanyi. "Bedanya itu terletak pada kartu soal, kalau kartu soal monopoli matematika kartu soal berisi tentang matematika, seperti penjumlahan dan sebagainya. Monopoli biasanya kan uang, dan umum," ujar dia.
Tidak hanya itu, jika peserta didik menjawab dengan benar, pada level 1 akan mendapatkan poin 5, jika di level 2 akan mendapatkan poin 10, dan jika menjawab benar di level 3 akan mendapatkan poin 15. Jika peserta didik menjawab salah, maka poin dikurangi 1.
"Harapan anak-anak bisa nyaman belajar dengan nyaman. Belajar dia juga bisa merasakan sambil dengan bermain," ujar Vany.
Sementara itu, salah seorang siswa SD kelas 5, Febria Indriana mengaku terbantu dengan adanya kegiatan para mahasiswa tersebut. Apalagi sambil bermain monopoli tetapi juga belajar matematika. "Senang, sudah pernah main monopoli. Bedanya monopoli kartunya diganti dengan soal matematika," kata Febria.
Dia mengaku sudah tiga bulan lebih belajar di rumah. Febria mengaku belajar menggunakan media online atau daring. Dengan adanya kegiatan tersebut bisa belajar dengan bermain dan menyenangkan. "Ini sudah lama belajar di rumah. Sudah ada tiga bulan lebih, biasanya pakai HP (daring)," tambah Febria.
sumber : news.detik.com